Langgur, MalukuPosti.com – Kenaikan harga angkutan kota (angkot) pasca kenaikan harga BBM, menjadi atensi serius Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Thomas Ulukyanan.
Kepada media ini di Langgur, Jumat (9.9/2022), Ulukyanan ungkapkan atensi terkait tarif angkot antar kabupaten Malra dan Kota Tual, yang diberlakukan selama ini.
Ulukyanan menegaskan, jika mengacu pada SK Gubernur Maluku Nomor 415 tahun 2022 tentang perubahan atas Keputusan Gubernur Maluku Nomor 159 tahun 2016, tentang tarif angkutan penumpang dengan mobil bus umum antar kota dalam provinsi, maka tarif yang diberlakukan lintas Kota Tual dan Malra sejak diberlakukan aturan tersebut, tidak sesuai.
“Jika mengacu pada lampiran SK yang terbit per April 2022 itu, maka tarif angkot untuk umum pada trayek Tual-Langgur adalahRp4. .0000 sedangkan untuk pelajar adalah Rp. 2.800,” katanya.
“Tarif tertinggi berdasarkan SK tersebut, ada pada trayek Tual-Faan yaitu Rp. 4.300 untuk umum dan Rp. 3.000 untuk pelajar,” katanya lagi.
Untuk diketahui, tarif yang diberlakukan selama ini oleh para supir angkot sebelum kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp. 5.000 untuk umum dan Rp. 2.000 hungga Rp. 4000 untuk pelajar/mahasiswa.
“Artinya ada selisih lebih disitu Rp. 800 sampai Rp. 1000. Selisih lebih ini semakin lebar ketika ada kesepakatan dari para supir untuk menaikkan tarif angkot, imbas dari kenaikan harga BBM subsidi per 3 September lalu,” ungkap Ulukyanan.
Pernyataan Ulukyanan tersebut dibenarkan oleh sejumlah supir angkot yang ddiwawancarai
Adalah Koko Silitubun, salah satu supir angkot Tual-Langgur menuturkan, tarif angkot yang diberlakukan saat ini sesuai kesepakatan bersama para supir angkot di Tual dan Malra, pasca kenaikan harga BBM subsidi.
“Kami para sopir menyepakati harga angkot untuk dewasa sebesar Rp. 6.000, mahasiswa Rp. 5.000, dan siswa Rp. 4.000,” ujarnya.
Silitubun menambahkan, meskipun demikian, dalam penerapannya tidak bersifat memaksa.
“Kami hanya berharap ada pengertian baik dari para penumpang angkot, karena harga BBM subsidi yang sudah naik. Sekarang juga, katong kadang masih pake standar yang lama. Dewasa Rp. 5.000, mahasiswa Rp. 4.000, anak sekolah Rp. 2.000. Katong seng paksa juga,” beber Silitubun yang sudah 18 tahun menekuni profesi supir angkot ini.
“Katong juga susah, katong lari Cuma par isi minyak saja. Setoran juga kadang. Belum lai uang cekeran Rp. 1.000 Rp2.000 juga susah,” tambah Silitubun.
Lanjut Thomas Ulukyanan menyatakan, demo damai para supir yang kemudian menghasilkan kesepakatan menaikkan tarif angkot secara sepihak, sebagai sebuah urgensi.
Untuk itu, politisi partai Demokrat tersebut mendesak DPRD dan pemerintah mengambil langkah cepat.
“Ini suatu realitas yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung, dampak dari kenaikan harga BBM,” pungkas Ukukyanan.