Menjawab Rindu Tuhan Melalui Dzikir Bersama

Ambon, Malukupost.com – Ada sebuah keadaan, ketika manusia tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Di titik inilah, manusia menyerahkan (Tawakal) keadaan mereka kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa. Tak ingin mengulur waktu lama, warga Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah,  bergegas melakukan Tawakal melalui Dzikir Bersama di Masjid At-Taqwa, Minggu (20/10) pagi, untuk menjawab rindu tuhan (Allah SWT) disaat gempa bumi susulan masih sering terjadi, akibat titik gempa masih berpusat di sejumlah perairan laut dan beberapa daratan pulau di Maluku.
Penyelenggaraan Dzikir bertema Kode Alam Pertanda Allah SWT Rindu Sujud Kita (Manusia) ini, berawal setelah adanya usulan dari dua pihak yakni para pemuda dan masyarakat. Selang beberapa hari kemudian, Dzikir akbar ini pun bisa dilaksanakan, usai adanya koordinasi dan kerjasama antara kedua pihak dengan Pemerintah Desa Negeri Lima. 
Seorang pemuda, Fathir Maasily (29) menyebut, salah satu alasan pengusulan pelaksanaan Dzikir Bersama adalah, rasa prihatin para pemuda dan masyarakat terhadap kondisi dan situasi yang semakin rumit pasca gempa 6,5 SR terjadi September kemarin. 
“Maluku saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Musibah datang tiada henti. Kita harusnya peka terhadap kode alam ini. Allah SWT beri tanda agar kita sadar,” katanya di Ambon, Minggu (20/10).
Hadir dalam acara itu, Ustadz A.R Tuasikal, SH.MT. Dalam tausiahnya, Arsal mengingatkan masyarakat agar selalu mawas diri sebelum bertawakal ketika cobaan terjadi seperti gempa bumi. Peringatan ini, berdasarkan Al-Quran Surah Asy-Syuura, ayat 42-30, yang artinya “Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”.
“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri,” ingatnya saat mengutip Al-Quran Surah An-Nisaa, ayat 4-79.
Setiap kaum Muslimin yang mukallaf dan yang lainnya, diwajibkan bertaubat kepada Allah SWT, konsisten di atas din (agama)nya, serta waspada terhadap semua yang dilarang, yakni perbuatan syirik dan maksiat. Atsar-atsar dari Salaf tentang hal ini sangat banyak. Maka saat terjadi gempa atau peristiwa lain, seperti gerhana, badai atau banjir, wajib segera bertaubat kepada Allah SWT, merendahkan diri dan memohon ampun, perbanyak dzikir dan istighfar agar bisa selamat dari cobaan dunia dan akhirat. 
“Umat manusia dulu juga menghadapi ujian seperti kita saat ini. Sudah berapa banyak suatu kaum telah diberi azab dan nikmat dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda, jika kalian melihat hal itu, maka segeralah berdzikir kepada Allah SWT, berdoa dan beristighfar kepadaNya,” kata Arsal.
Menurut dia, diantara sejumlah faktor yang bisa menyelamatkan dari segala keburukan, yakni pemerintah segera memegang kendali rakyat dan mengharuskan agar konsisten dengan al haq (Perbuatan yang baik), menerapkan hukum Allah SWT di setiap aktifitas dan memerintahkan perbuatan yang benar serta mencegah kemungkaran. 
Menanggapi hal ini, anggota DPRD Maluku Ruslan Hurasan mengaku, semoga ada perlindungan Allah SWT dari dampak bencana agar masyarakat Negeri Lima dan Maluku  yang terkena dampak bencana  bisa secepatnya pulih.
“Kami berharap, bencana ini tidak lagi terjadi. Masyarakat harus berserah diri kepada Allah SWT, dan meminta untuk dijauhkan dari segala marabahaya, dan diselamatkan dari bencana,” kata Hurasan di Ambon, Minggu (20/10).
Menurutnya, bencana alam harus dijadikan sebagai peringatan. Manusia harus bisa menyerahkan hidup kepada Allah SWT, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Saya berharap, kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan oleh warga Negeri Lima, namun juga oleh seluruh masyarakat di Maluku,” harap Hurasan.(MP-9)

Pos terkait