Ambon, Malukupost.com – Meskipun pihaknya telah mengajukan bantuan anggaran di Pemprov Maluku, Ketua Harian Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku Agus Lomo, mengaku masih alami kesulitan mendapatkan anggaran untuk pembinaan para atlet yang sedang mengikuti pra PON Papua sejak Juni lalu.
“Pengajuan anggaran telah kami serahkan ke pemerintah dan disepakati akan diberikan dana sebesar Rp.3 milyar untuk beberapa cabang olahraga unggulan. Sebelumnya, kami telah mendapat dana hibah dari pemda sebesar Rp.200 juta dari Rp.300 juta yang dianggarkan,” katanya usai bertemu Komisi D DPRD Maluku di Ambon, Jumat (2/8).
Menurutnya, KONI Maluku telah melepas dua cabang olahraga ke pra POn, yakni cabang olahraga Tenis Lapangan dan Atletik. Sementara di bulan Agustus hingga September, terdapat 8 sampai 10 atlet yang akan menyusul ke Papua. Para atlet ini hanya akan mengikuti cabang olahraga unggulan karena keterbatasan anggaran.
“Kami berkeinginan mengikuti seluruh cabang olahraga, namun membutuhkan anggaran yang besar sehingga disepakati hanya untuk cabang olahraga unggulan saja,” ujar Agus.
Meski begitu, lanjut Agus, KONI Maluku optimis bisa membawa pulang 10 medali emas. Mengingat di tahun 2018 lalu, atlet Maluku berhasil menyabet 7 dari 10 medali emas.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi D DPRD Maluku Saadiah Uluputty, mengatakan akan mendorong pemerintah daerah untuk secepatnya menyediakan anggaran yang telah, meskipun jumlah anggaran lebih kecil dari anggaran pelaksanan Pra PON dan PON di tahun sebelumnya. Keterbatasan ini, dinilai bisa berpengaruh terhadap prestasi akibat pemenuhan kebutuhan atlet yang kurang maksimal.
“Dalam hal ini kan sudah ada kesepakatan, bila Pemda memberikan angggaran Rp.3 miliar untuk kebutuhan Pra PON,” katanya di Ambon.
“Kebutuhan tersebut pernah dianggarkan. Bahkan, sebelumnya KONI pernah mendapat anggaran Rp.11 miliar untuk pra PON dan Rp.15 miliar untuk PON. Harusnya, ada keseimbangan antara anggaran dengan prestasi.(MP-9).