DPRD Maluku Dukung Pemkot Ambon Benahi Pasar Mardika

Ketua Komisi C DPRD Maluku Anos Yeremias mengaku, pihaknya mendukung sikap Pemerintah Kota Ambon membenahi Pasar Mardika. Kondisi lingkungan pasar, selama ini terlihat tak pernah bisa lepas dari kesemrawutan. Proses jual beli hingga ke badan jalan, macet lalu lintas, kerumunan para pedagang asongan dan pejalan kaki menjadi sebab pasar itu semrawut.Ambon, Malukupost.com – Ketua Komisi C DPRD Maluku Anos Yeremias mengaku, pihaknya mendukung sikap Pemerintah Kota Ambon membenahi Pasar Mardika. Kondisi lingkungan pasar, selama ini terlihat tak pernah bisa lepas dari kesemrawutan. Proses jual beli hingga ke badan jalan, macet lalu lintas, kerumunan para pedagang asongan dan pejalan kaki menjadi sebab pasar itu semrawut.
“Rencananya akan dilakukan tahun 2020 dengan anggaran senilai Rp.100 miliar,” katanya di Ambon, Kamis (15/8).
Menurut dia, kondisi pasar milik Pemprov Maluku itu sudah dianggap kurang layak, terlihat kumuh dan kurang nyaman untuk dikunjungi. Maka harus ada upaya pembenahan dari pemerintah agar kawasan pasar kembali tertata rapi. Mengingat, dampak dikembangkannya pasar tradisional agar para pedagang kalangan bawah bisa menjual dagangannya seperti sayuran dan produk pedesaanya lainnya.
“Karena pasar tradisional itu, didominasi oleh para pedagang lokal. Kelebihan lain dari pasar tradisional ini adalah tidak ada monopoli pasar layaknya pasar besar seperti mall yang sahamnya dikuasai investor. Hal ini berdampak pada perputaran uang di daerah,” ujar Yeremias.
Dikatakan, kedua jenis pasar tersebut tentu memiliki perbedaan yang mencolok. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Berbagai produk yang dijual di pasar tradisional dianggap masih fresh dan baru. Berbeda dengan pasar modern yang produknya sudah tersimpan lama. 
“Tidak ada monopoli dagang yang terjadi di pasar tradisional. Sedangkan, para pedagang di pasar modern saling mengadakan promosi barang dan persaingan yang sangat terlihat. Penjual di pasar tradisional pun berasal dari berbagai daerah,” kata Yeremias.
Dijelaskan, masyarakat tidak akan menemukan harga pasti di pasar tradisional. Setiap penjual akan menawarkan harga jual masing-masing yang berbeda satu sama lain. Sedangkan, pasar modern pasti menawarkan harga yang tidak akan berubah jauh dari harga standar. 
“Tentunya, fasilitas di kedua jenis pasar ini cukup berbeda. Pasar modern berada di tempat ber-AC dan memiliki petugas kebersihan yang selalu siaga. Sedangkan, pasar tradisional cenderung berada di tempat terbuka dan identik dengan bau ataupun kotor,” jelas Yeremias.
Dia menambahkan, sistem jual beli di kedua jenis pasar ini pun berbeda. Kemampuan tawar menawar harus kamu keluarkan saat berbelanja di pasar tradisional. Sedangkan, pasar modern memiliki harga pasti yang bikin kamu gak perlu tawar menawar lagi. 
“Pasar tradisional umumnya dapat ditemukan di berbagai tempat dan pada waktu kapanpun. Bahkan pukul 02.00 pagi pun bisa berbelanja di pasar tradisional. Kalau pasar modern, sangat tertib dengan waktu buka dari siang hingga malam hari. Sekitar jam 22.00, pasar modern sudah tutup,” tambah Yeremias.(MP-9)

Pos terkait