Bank Maluku Malut Terancam Turun Status

Rofik Afifudin
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Maluku, Rofik Afifudin

Ambon, MalukuPost.com – Bank Maluku Maluku Utara (Malut) terancam turun status menjadi Bank Perkreditan jika modal inti tidak terpenuhi di tahun 2024 sebesar Rp3 triliun menindaklanjuti Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

“Saat ini Bank Maluku Malut modal intinya barul Rp1,2 trilun, masih kurang Rp1,8 triliun. Jiksa sampai 2024 tidak mencapai Rp3 triliun maka Bank Maluku Maluku Utara akan turun statusnya menjadi Bank Perkreditan,”ungkap Sekretaris Komisi III DPRD Maluku Rofik Afifudin kepada wartawan usai melakukan rapat bersama seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di balai rakyar karang panjang, Ambon, kamis (12/08/2021).

Bacaan Lainnya

Untuk mencapai hal dimaksud, menurutnya Bank Maluku Malut harus mengambil langkah-langkah startegis dalam penataan manajemen dan fasilitas dengan mengikuti perkembangan.

“Mengingat ATM Bank Maluku Malut tidak bisa belanja diluar kesulitan, hal ini yang harus dirubah sesuai perkembangan saat ini. Dari pernyataan Bank katanya akhir desember sudah bisa,”ungkapnya.

Upaya lainnya melakukan konsulidasi dengan kabupaten/kota untuk meminta penambahan penyertaan modal, namun dirinya merasa hal tersebut tidak akan mampu.

BACA JUGA : Gugatan Pelanggaran Prokes Keluarga Almarhum Yasin Payapo Menunggu Data Satgas Covid-19 Maluku

BACA JUGA : Ini Penjelasan Dikbud Maluku Penyebab Tunjangan Guru Non Sertifikasi Belum Dibayar

“Makanya harus ada langkah strategis lainnya, nanti dibuat oleh Bank Maluku baru disampaikan ke komisi,”ucapnya.

Prinsipnya, ungkap Rofik komisi III akan memberikan dukungan penuh kepada Bank Maluku Malut selama bekerja profesional, dan untuk kepetintangan perusahaan dan rakyat di Maluku.

BUMD lainnya seperti PD Panca Karya, kata Rovik memiliki progres luar biasa dari sisi PAD. Hal ini berbanding terbalik dengan PT Dok Wayame yang masih sangat rendah hanya Rp250 juta.

“Dok Wayame saham kita cuma 48 persen, sisanya dari PT Dok Surabaya itu yang kita perbincangkan agar kedepan lebih baik. bisa saja kita membalikan sahamnya, kita yang lebih 58 dan surabaya 42,”tandasnya.

Sementara PT Maluku Energi Abadi (MEA) saat ini masih dalam proses tahap tujuh baik itu Blok Masel, Blok Bula dan non bula.

“Untuk perkembangannya akan kita evaluasi dua minggu kedepan,”cetusnya.

Pos terkait