AMBON, Malukupost.com – Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Provinsi Maluku, Bodewin Wattimena, beranggapan terpaparnya Samson Richargo Atapary (SRA) berasal dari pegawai Sekretariat, yang mendampinggi SRA melakukan perjalanan dinas studi banding Ranperda PT Maluku Energi Abadi di Jakarta.
“Terkait riwayat penularan berasal dari salah satu pegawai di kantor Gubernur yang dinyatakan positif, istrinya bekerja sebagai pegawai di sekretariat DPRD, dimana suaminya yang merupakan pegawai di salah satu SKPD di kantor Gubernur, telah dinyatakan positif. Jadi selam dina di jakarta SRA melakukan kontak erat dengan pegawai tersebut,”ujar Wattimena kepada awak media di kantor DPRD Provinsi Maluku, selasa (04/08).
Dikatakan, sepulang dari Jakarta, SRA kemudian menjalani Rapid Test (RDT) untuk melakukan perjalanan dinas ke kabupaten/kota, hasilnya reaktif. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab dan hasilnya positif.
Sementara untuk pegawai yang menularkan virus ke SRA, jelasnya mendengar suaminya terkonfirmasi Covid-19, pegawai tersebut langsung diperintahkan untuk tidak masuk kantor dan hal tersebut dituruti yang bersangkutan, sampai pada pemeriksaan swab dan hasilnya juga positif.
“Atas informasi suami dari pegawai itu positif, saya perintahkan yang bersangkutan setelah kembali dari Jakarta, tidak boleh masuk kantor, dan dituruti yang bersangkutan. Beberapa hari kemudian yng bersangkutan di swab dan dinyatakan positif, kebetulan ketua Pansus adalah Samson Atapary, beliau melakukan kontak dengan yang bersangkutan,”tuturnya.
Terkait hasil tracing pegawai terkonfirmasi, pihaknya sudah menyurati Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Dari hasil tracing, ada empat pegawai sekretariat yang selama ini melakukan kontak erat, dan harus melakukan swab.
“Untuk staf sekretariat telah beberapa waktu lalu telah dilakukan tracing. Hasilnya, diperoleh kesimpulan ada 4 pegawai yang harus melakukan swab di Dinas Kesehatan. Terkait hasilnya kami masih menunggu,”ucapnya.
Sementara untuk tracing anggota dewan SRA, menurutnya baru akan dilakukan satu atau dua hari kedepan.
“Mungkin besok dilakukan tracing kepada seluruh pimpinan dan anggota DPRD. Tim melakukan tracing untuk mencari tahu, orang-orang yang melakukan kontak dengan anggota DPRD terpapar Corona. Jadi hasil tracing yang melakukan kontak langsung ada 2 atau 10 orang ya silahkan saja nanti dilakukan swab sesuai kesimpulan hasil tracing. Jadi tidak bisa menduga bahwa seluruh pegawai di swab atau kantor di tutup, kita tidak bisa menduga-duga. Kita menunggu hasil tracingnya dulu. Ini mekanisme tetap protap yang dijalani selama Pandemi Covid-19. Jadi ada disuat tempat kena dilakukan tracig untuk mengetahu orang yang melakukan kontak langsung dengan orang yang bersangkutan,”bebernya.
Ditempat terpisah, Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan Pencegahan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang, belum bisa memastikan SRA tertular dari mana
“Kita belum tahu beliau tertular darimana, apakah dari Jakarta atau darimana, karena semua tergantung dari tracing dan wawancara dengan beliau (SA). Teman-teman di bagian PE yang lebih tahu dari penyelidikan epidemiologi,”ujar Kasrul kepada awak media di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Selasa (04/08).
Dari hasil itu, kata dia barulah diketahui siapa-siapa yang miliki kontak erat dengan SA dan akan dilakukan pemeriksaan swab. “Dari situ mulai mereka-mereka yang berpotensi akibat terpaparnya SA akan dilakukan swab,”terangnya.
Asisten II setda Maluku itu, mengakui sebelum dinyatakan mengakui dinyatakan positif, sempat rapat paripurna bersama SRA dan anggota DPRD lainnya.
“Saat kita paripurna itu kan ada beliau,”pungkasnya