Ambon, Malukupost.com – Kegiatan pariwisata masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara berupa Festival Pesona Meti Kei sampai saat ini belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
“Kali ini saya terpaksa batal mengikuti kegiatan pariwisata tersebut karena tidak ada perhatian pemprov untuk ikut mendorong pengembangan pariwisata oleh masyarakat Kei,” kata sekretaris komisi D DPRD Maluku, John Rahantoknam di Ambon, Kamis (30/11).
Yang diharapkan dari pemprov terutama melalui Dinas Pariwisata Maluku adalah mengalokasikan anggaran khusus sebagai penunjang promosi dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara.
Menurut dia, sebagai anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten Malra, Kota Tual, serta Kabupaten Kepulauan Aru, dirinya merasa sungkan dengan masyarakat Malra karena dinilai tidak bisa memperjuangkan aspirasi mereka.
“Bila saya mengikuti kegiatan tersebut, pastinya akan ditanya apa alasannya pemprov tidak bisa memberikan sedikit perhatian untuk menunjang festival Meti Kei dengan memberikan dukungan,” ujarnya.
Sehingga dia memilih tidak kembali ke Kabupaten Maluku Tenggara untuk mengikuti kegiatan promosi pariwisata khas masyarakat setempat.
Meti Kei dalam bahasa lokalnya disebut Met Ev merupakan sebuah fenomena alam yang luar biasa dimana air laut akan surut berkilo-kilo meter.
“Warga setempat menyebutnya Met Ev dan fenomena ini hanya terjadi setahun sekali antara Oktober hingga awal November dimana air laut yang surut ini bahkan menyambungkan dua pulau yang tadinya terpisah oleh lautan,” katanya.
Sehingga hamparan pasir putih dan aneka biota laut menjadi pemandangan pada Met Ev, dan ketika berjalan diatas pasir serasa berjalan di atas laut.
Fenomena yang memiliki daya pikat luar biasa adalah munculnya terumbu karang laut jenis Acropora.
Karang laut seperti ini tidak banyak ditemukan pada berbagai tempat dunia dan hanya terdapat di daerah tropis, namun untuk sampai muncul ke permukaan pantai hanya terdapat di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.
Jenis pasir yang ada di Ngurbloat dan Pantai Ohoi Ohoidertutu (Malra) termasuk pantai yang memiliki butiran pasir terhalus di dunia, karena pasir putih ini seperti hamparan tepung terigu yang digelar sepanjang pantai. (MP-3)