Pengungsi Bermalam di Tenda Karena Masih Trauma

Ambon, Malukupost.com - Ketua Tim Penanganan Bencana DPRD Maluku Amir Rumra mengaku, masyarakat yang bermukim di pesisir pantai seperti di Desa Kairatu, Liang, Tulehu, Tial, Pulau Haruku dan lainnya, masih merasa trauma dan belum bisa bermalam di rumah mereka. Kondisi psikologi yang belum pulih ini, diperparah dengan masih adanya gempa susulan di sejumlah perairan laut di Maluku.
Ambon, Malukupost.com – Ketua Tim Penanganan Bencana DPRD Maluku Amir Rumra mengaku, masyarakat yang bermukim di pesisir pantai seperti di Desa Kairatu, Liang, Tulehu, Tial, Pulau Haruku dan lainnya, masih merasa trauma dan belum bisa bermalam di rumah mereka. Kondisi psikologi yang belum pulih ini, diperparah dengan masih adanya gempa susulan di sejumlah perairan laut di Maluku. 
“Masyarakat kita masih trauma. Perlu ada pendampingan dari tim kesehatan atau trauma healing. Pemerintah harus melakukan itu,” katanya di Ambon usai melakukan peninjauan di kawasan terdampak gempa, Selasa (8/10).
Menurut dia, masyarakat hanya ingin tenang saat terjadi gempa di malam hari. Dan ketenangan itu bisa mereka rasakan selama berada di kamp pengungsian. Meskipun, rasa tidak nyaman harus dirasakan saat mereka ingin tidur.
“Hal yang wajar, bila warga merasa khawatir. Apalagi, gempa kemarin memang membuat masyarakat panik,” ujar Rumra.
Dikatakan, selain persoalan psikologi, para pengungsi masih membutuhkan fasilitas menginap seperti MCK dan tenda layak huni. Pemerintah daerah, harus teliti saat mendata jumlah pengungsi maupun korban jiwa termasuk kerugian material seperti rumah dan perabotan rumah lainnya akibat bencana.
“Jadi, hasil tinjauan ini akan dibahas dalam rapat di DPRD Maluku untuk dijadikan sebagai masukan kepada pemerintah. Karena selama gempa terjadi, masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri dengan mengandalkan pengetahuan kebencanaan yang masih minim,” kata Rumra. (MP-9)

Pos terkait