Langgur, MalukuPost.com – Anggota Komisi II DPRD Maluku Tenggara (Malra), Eshebius Utha Savsavubun menilai masih minimnya penganggaran promotif preventif dinas kesehatan (Dinkes) di APBD kabupaten setempat.
“Jika bisa memaksimalkan promosi kesehatan, maka pemerintah bisa menekan angka “kunjungan” masyarakat ke fasilitas kesehatan” ujarnya di Langgur, Selasa (19/01/2020).
Dijelaskan Savsavubun, jika bisa memaksimalkan promosi tentang bagaimana cara hidup sehat dan kesehatan, maka secara tidak langsung kita akan menekan jumlah kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan alias masyarakat akan mulai sadar pola hidup sehat dan jarang sakit, bukankah itu lebih baik?
“Tetapi saya melihat itu belum maksimal dilakukan karena yang dianggarkan pada APBD masih sangat minim untuk promosi kesehatan,” tandasnya.
Menurut Savsavubun, ada empat pilar penting pada lini kesehatan yaitu, promosi, pencegahan, Pengobatan dan rehabilitasi, jika keempat poin itu dilaksanakan dengan maksimal, maka masyarakat tidak akan sampai pada tahapan pengobatan,
“Jika kita benar memaksimalkan promosi dan pencegahan, taruhlah contoh kasus covid-19 saat ini, maka pasien tidak sampai ke tahap pengobatan, tapi jika sudah ke pengobatan kuratif difasilitas kesehatan, berarti dipastikan ada masalah pada tahapan promosi dan pencegahan, itu poin penting yang harus diperhatikan,” bebernya.
Savsavubun menilai pihak pemda harusnya menaikan anggaran promosi bukan malah anggaran pengadaan obat-obatan, agar langkah promosi bisa lebih maksimal dilakukan dan dapat mencegah meningkatnya angka kunjungan masyarakat ke rumah sakit atau puskesmas.
“Saya berharap Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dapat satu suara dalam hal tersebut, karena pada akhirnya semua yang dilakukan pemerintah daerah adalah untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan program menyehatkan masyarakat lewat promosi edukasi dan pencegahan dini lebih awal,” pungkasnya.