Langgur, MalukuPost.com – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah (mitan) di tingkat pangkalan dan pengecer diduga sebagian besar stok mitan dijual oleh agen ke industri.
Anggota Komisi I DPRD Malra Moh. Nawawi Namsa menyatakan, selama ini belum ada permintaan minyak tanah industri yang keluar dari PT Pertamina Fuel.
“Kita tahu bahwa pengerjaan pengaspalan jalan berpuluh-puluh kilo megter di kota Tual dan Malra sangat membutuhkan mitan,” katanya saat RDP Komisi I bersama kelima Agen Mitan di ruang rapat Komisi I, Rabu (26/1/2022).
Namsa mengungkapkan, telah terjadi perbedaan kuota dalam perjanjian kerja sama dan kuota saat pendistribusian antar agen dan pangkalan.
“Data yang kami peroleh, ada CV yang membuat perjanjian kerjasama sebesar 12 KL, namun saat distribusi bisa mencapai 20 KL kepada pangkalan,” bebernya.
Sesuai regulasi, minyak tanah bersubsidi diperuntukkan untuk rumah tangga bukan untuk industri.
“Apabila tahun 2022 ada oknum-oknum yang masih bermain, dan praktek-praktek seperti ini masih berjalan, kami akan polisikan,” tegasnya.