AMBON, Malukupost.com – Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury mengungkapkan, Rp405 miliar yang dikucurkan untuk pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) bukan hanya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tetapi juga dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBD).
“Apa yang disampaikan pak Gubernur itu merupakan data pembangunan baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, dalam hal ini Balai Pelaksana Jalan Nasional maupun BWS. Itu juga bukan janji, tetapi pekerjaan yang sementara ini dilakukan, mulai dari jalan, jembatan, talud dan lain sebagainya,”ujar Wattimury, kepada awak media di ruang kerjanya, kamis (22/10/2020).
Disamping itu, dalam pertemuan bersama masyarakat, jelasnnyya ada sejumlah usulan, yang membutuhkan kolaborasi bersama Balai.
“Karena itu, dalam pertemuan bersama masyarakat, pak Gubernur meminta Balai untuk memperhatikan usulan masyarakat. Hal ini dilakukan, dikarenakan anggaran Pemprov Maluku terbatas, banyak kegiatan nasional masuk di Balai, itu lalu diusulkan melalui Balai untuk hal ini diperhatikan,”ucapnya.
Disingung terkait anggaran yang besar Rp405 miliar, apakah tidak menimbulkan kecemburuan bagi daerah lain, menurtnya tidak, karena pembangunan yang dilakukan saat ini, bukan hanya SBT, tetapi secara menyeluruh di kabupaten/kota lainnya.
“Jadi bukan satu kabupaten saja, di SBB saja ada 11 sekolah yang dibangun, demikian juga daerah lain. Jadi bukan hanya SBT, tetapi semua,“cetusnya.
Ia tidak memungkiri, pembangunan di SBT saat ini sangat diperlukan, bayangkan perjalanan bersama Gubernur dari Werinama-siwalalat karena harus melewati sungai, padahal jaraknya dekat, begitu juga ke Masohi, salah satu akses melalui tarnsportasi laut.
Begitu juga, Geser yang merupakan kecamatan tua di Maluku, sampai saat ini tidak ada perkembangan apapun.
“Perjalanan begini kita melihat secara jelas problem di masyarakat, ternyata banyak kendala, kita prihatin apalagi Geser, sebagai kecamatan tertua di Maluku tapi perkembangan geser biada-biasa saja, tidak ada perubahan, faktannya banyak hal masih tertinggal,”pungkasnya.
Karena itu dalam pertemuan tokoh masyarakat, tokoh agama, menurutnya ada banyak masukan, salah satu diprioritaskan terkait infrastruktur penunjang pendidikan, baik itu listrik, internet. “karena mereka disana merasa pendidikan penting bagi anak-anak, makanya itu yang menjadi prioritas bagi mereka,”tandasnya.