Ketua DPRD Maluku : Shafiq Pontoh Belum Pantas Jadi Pakar Medsos

Ambon, Malukupost.com - Ketua DPRD Maluku Edwin Adrian Huwae menilai Shafiq Pontoh belum pantas menjadi seorang pakar Media Sosial (Medsos).    Penilaian ketidakpantasan Pontoh sebagai seorang Pakar setelah pernyataannya mengenai penggunaan Medsos di kalangan anak-anak muda di Kota Ambon sangat rendah alias tidak melek bermedia sosial.

Ambon, Malukupost.com – Ketua DPRD Maluku Edwin Adrian Huwae menilai Shafiq Pontoh belum pantas menjadi seorang pakar Media Sosial (Medsos).

Penilaian ketidakpantasan Pontoh sebagai seorang Pakar setelah pernyataannya mengenai penggunaan Medsos di kalangan anak-anak muda di Kota Ambon sangat rendah alias tidak melek bermedia sosial.

“Setelah mengikuti videonya yang viral di Medsos, menurut saya dia asal bunyi dan ngomong saja. Dia belum pantas disebut sebagai seorang pakar karena pakar itu menggunakan data dan fakta yang ada,” ujarnya di Ambon, Kamis (23/8).

Menurut Huwae, pernyataan Pontoh mengenai rendahnya penggunaan medsos di kalangan anak-anak muda seharusnya diimbangi dengan data akurat berdasarkan hasil survey. Karena jika hanya berdasarkan karangan bebas maka hal itu justru mendiskreditkan orang Ambon.

“Pernyataan yang disampaikan Pontoh menyangkut penggunaan medsos yang tentunya berkaitan dengan jumlah pengguna. Data yang disampaikan dalam satu acara live di Kompas TV itu data yang hoax asal bunyi. Kalau bisa Kompas TV atau media nasional lainnya, apabila menggunakan Narasumber yang memiliki kapasitas dan kapabilitas,” tandasnya

Huwae katakan, pernyataan Pontoh yang tak sesuai data secara langsung telah membuat geram masyarakat terutama anak-anak muda. Alasannya, karena menyangkut harga diri.

“Dia betul-betul mengorek harga diri anak muda Maluku terutama Kota Ambon,” ungkapnya.

Dijelaskan Huwae, masyarakat Ambon maupun Maluku saat ini telah menggunakan Android kala akan beraktivitas dalam Medsos. Bahkan penggunaan Blackberry Messenger di Kota Ambon juga sudah berkurang pasca kecepatan mengirim pesan melalui Whatsapp Booming sejak tahun 2015-2016 lalu.

“Dia lupa bahwa data pengguna Medsos di kawasan Indonesia timur itu cukup tinggi persentasenya. Rujukan dia kan akhir tahun 2017. Setahu saya di Maluku termasuk Kota Ambon paling maju dalam penggunaan Media Sosial,” bebernya.

Huwae menambahkan, di tahun 2017 lalu penggunaan Facebook, Instagram dan Twitter pada salah satu paslon Walikota dan Wakil Walikota tercatat pada setiap postingan yang diupload telah ditanggapi lebih dari seribuan orang bahkan 50% lebih didominasi anak-anak muda.

“Dari sisi jumlah tentu sedikit karena jumlah penduduk di Maluku kan sedikit tapi presentasinya sangat tinggi. Untuk Maluku dan Papua penggunaan Medsos itu hampir 5,9 juta dari data pengguna,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pernyataan tanpa data akurat disampaikan Pontoh ketika dirinya hadir sebagai salah satu Narasumber di acara Ngobrol Pintar (Ngopi) milik Kompas TV sebagai Pakar Media Sosial dengan Tema Media Sosial dengan Pilpres Gembira. (MP-9)

Pos terkait