Ambon, Malukupost.com – Menanggapi pemberitaan tentang dua atlet Maluku yang menginap di Stadion Mandala Remaja Karpan, Ambon, beberapa waktu lalu dan mendapat perhatian luas, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Maluku Anos Yeremias, menganggap perhatian pemerintah terhadap para atlet saat ini belum maksimal dari apa yang seharusnya bisa dilakukan.
“Harusnya, ada perhatian lebih setelah para atlet berjuang mengharumkan nama daerah dalam setiap ajang olahraga yang diikuti antar provinsi. Hal yang membuat Maluku bangga di kancah nasional antara lain atletnya yang sering mendapat medali emas. Hanya saja, sangat disayangkan bila tidak diperhatikan,” kata Yeremias di Ambon, Senin (12/8).
Yeremias yang menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD Maluku ini merasa prihatin, mendengar respon Ketua PASI Maluku Richard Louhenapessy dan Ketua PASI Kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru yang dinilai belum maksimal memberikan perhatian. Padahal para atlet telah mengharumkan nama Maluku. Meski begitu, dirinya tidak mau menyalahkan kedua pimpinan tersebut.
“Keduanya tahu tidak? Tapi kayaknya tahu. Masa Walikota Ambon dan Sekot Ambon diam-diam saja disaat atlet diperlakukan seperti itu. Kalau meraih penghargaan, kita bisa cari-cari. Para atlet ini, harus berlatih keras untuk mendapatkan prestasi medali. Saya 20 tahun geluti olahraga, jadi tahu rasa perjuangan para atlet seperti apa. Tolong bilang Walikota dan Sekot, perhatikan atlet,” tandasnya.
Anos mengandaikan, bila dirinya menjabat Ketua PASI, dia akan perjuangkan para atlet meski dengan cara berhutang. Bila tidak, maka sangat wajar ada sejumlah atlet yang memilih hijrah ke daerah lain karena merasa tidak diperhatikan pemerintah setempat.
“Para atlet Dayung misalnya, saya perjuangkan masuk jajaran Satpol PP. Hal ini untuk mencegah mereka hijrah. Daerah lain bisa membayar keahlian mereka sekitar Rp.500 juta,” ujarnya.
Mengenai anggaran KONI Maluku, Yeremias menegaskan memang sangat minim. Namun dirinya tidak tahu penyebab terjadinya kekurangan anggaran. Hanya saja, KONI harus menyampaikan ke masyarakat terutama para atlet agar tidak dituding mengelola anggaran untuk kepentingan pribadi, melainkan jatah anggaran yang diterima sangatlah sedikit. Faktor inilah yang menyebabkan pemberdayaan atlet tidak maksimal.
“Olehnya itu, bila ada yang menuding KONI menyalahgunakan anggaran, bagi saya itu tidaklah benar,” tegasnya.
Yeremias menambahkan, dalam rapat Banggar bersama TAPD tahun lalu, dia menanyakan keberadaan atau pengelolaan keuangan KONI. Sekda Maluku Hamin bin Thahir menjawab bila anggaran tersebut masuk ke pihaknya karena termasuk dana hibah.
“Hanya saja saya tidak tahu besar anggarannya berapa? Namun bagi saya, harus diberi suport bila ingin KONI Maluku diperhitungkan oleh KONI di provinsi lainnya,” tambahnya.
Untuk diketahui, peraih medali emas di ajang Pra PON 2019 Cibinong, Empy Pelamonia dan Janes Pelamonia, diberitakan menginap di Stadion Mandala Remaja Karpan, Ambon beberapa waktu lalu usai mengikuti kejuaran Pra PON cabang olahraga lari 800 meter dan 5000 meter. (MP-9)